
Perkembangan jazz Indonesia era 1970-an dan 1980-an adalah kisah menarik tentang adaptasi, eksperimen, dan pencarian identitas musik lokal dalam lanskap global. 1970-an merupakan Fase Eksperimen & Adaptasi Awal, dimana era ini ditandai dengan terbukanya pengaruh musik Barat di Indonesia pasca Orde Lama, lewat radio (khususnya Elshinta & RRI) dan kaset impor. Saat itu banyak musisi pop dan rock mulai “mengintip” jazz sebagai bentuk ekspresi musikal yang lebih kompleks dan berkelas. Dipelopori Jack Lesmana, Ireng Maulana, Bubi Chen dan lain lain era 70 an Fusion & Jazz Rock yang Menggabungkan jazz dengan rock, funk, dan soul, Big Band & Swing Revival mulai muncul dalam skena jazz di Indonesia, meskipun improvisasi Masih Terbatas dan Struktur lagu pop masih mendominasi; jazz lebih sebagai bumbu daripada inti.
Pada era 1980-an Indonesia memasuki era Pop-Jazz, dimana Jazz mulai diterima lebih luas, terutama di kalangan menengah perkotaan. Munculnya festival jazz dan klub jazz (seperti di Taman Ismail Marzuki dan Ancol) memperluas ruang gerak musisi jazz. Muncul nama nama Chris Kayhatu, Utha Likumahuwa, Jackie, Harvey Malaiholo, Jopie Latul, Elfa’s Singers dan lain lain disusul kelompok band jazz seperti Karimata, Krakatau, Bhaskara, Emerald, Spirit dan lain lain. Pengaruh Elektronik: Keyboard, synth, dan drum machine mulai masuk dalam produksi jazz, hal ini dipicu adanya festival semacam Yamaha Light Music Contest
Radio radio seperti ElShinta Jakarta, KLCBS Bandung bersama records label seperti Hidayat, Granada, yang banyak merekam artist Indonesia juga mempunyai andil besar berkembangnya jazz di Indonesia. Saat itu musisi Jazz Indonesia bisa merekam album, dan kaset nya berjejer dengan kaset kaset pra lisensi yang merekam musisi manca negara seperti Weather Report, Chick Corea, Lee Ritenour, Dave Grusin, Bob James, Casiopea, hingga kaset jazz klasik dari Duke Ellington, Louis Armstrong, Ella Fitzgerald, Benny Goodman.
Pagi ini menikmati salah satu kaset legendaris Jazz Indonesia berjudul Elshinta Non Stop Musical Revue”—rekaman live amal tahun 1982 yang diproduseri Baden Powell Entertainment & Atlantic Records. Kaset ini direkam dari pergelaran amal di Grand Ballroom Hotel Mandarin, Jakarta, untuk korban bencana letusan Gunung Galunggung (1982). Hasil penjualannya disumbangkan sepenuhnya—menunjukkan semangat solidaritas komunitas musik kala itu. Total ada 12 lagu, dibawakan oleh berbagai penyanyi ternama—Jopie Latul, Utha Likumahuwa, Jackie, Annie Rae, Elfa’s Singers, Christ Kayhatu, Embong Raharjo, Erwin Gutawa, dan lainnya.
Kaset Jazz live lokal saat itu sangatlah jarang, Walau kasetnya tidak sepenuhnya terdengar ambient crowd, atmosfer live terasa dari semangat panggung yang kental. Kualitas rekaman analog terdapat noise khas kaset analog dan sedikit kekurangan resolusi detail yang asngat wajar untuk era ’82.
Bagi penggemar kaset lawas, penggemar jazz-pop vintage Indonesia, atau kolektor materi kaset ini adalah semacampermata yang wajib dicari. Kaset ini menunjukkan kualitas musik dan kolaborasi profesional jaman itu.
Label-catalog : AR-ARI dept 026
Buatan : Baden Powell & AR
Format: Cassette, Album
Tahun rilis 1982
Jazz